MENJAGA KESEHATAN DENGAN MENGATUR POLA MAKAN


Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas panutan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, sahabatnya, dan semua orang-orang yang istiqamah di atas ajarannya hingga hari kiamat tiba.

 

Kesehatan dalam Islam adalah perkara yang penting, ia merupakan nikmat besar yang harus disyukuri oleh setiap hamba. Terkait pentingnya kesehatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ

Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari: 6412, at-Tirmidzi: 2304, Ibnu Majah: 4170)

 

Ibnu Bathal menjelaskan bahwa makna hadits ini adalah seseorang tidak dikatakan memiliki waktu luang hingga ia juga memiliki badan yang sehat. Barangsiapa yang memiliki hal tersebut (waktu luang dan badan yang sehat) hendaknya ia bersemangat agar jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Termasuk bersyukur kepada Allah adalah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Barangsiapa yang tidak bersyukur seperti itu maka ialah orang yang tertipu. (Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/183-184)

 

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa terkadang seseorang memiliki badan yang sehat, akan tetapi ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan mata pencahariannya. Terkadang seseorang memiliki waktu luang namun badannya tidak sehat. Apabila kedua nikmat ini (waktu luang dan badan yang sehat) dimiliki oleh seseorang, lalu rasa malas lebih mendominasi dirinya untuk melakukan ketaatan kepada Allah; maka dialah orang yang tertipu. (Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/184)

 

Ibnul Jauzi juga menasehatkan bahwa dunia adalah ladang amal untuk kehidupan akhirat. Dunia adalah tempat berdagang yang keuntungannya akan kita petik di akhirat. Barangsiapa menggunakan waktu luang dan sehatnya untuk ketaatan kepada Allah maka dialah orang yang berbahagia. Barangsiapa yang menggunakan keduanya untuk bermaksiat kepada Allah maka dialah orang yang tertipu. Karena setelah waktu luang akan datang waktu yang penuh kesibukan, dan setelah kondisi sehat akan datang kondisi sakit yang tidak menyenangkan. (Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/184)

 

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa inilah yang sering terjadi pada kebanyakan manusia; mereka tertipu dengan waktu luang dan nikmat sehat, kedua nikmat tersebut berlalu tanpa manfaat. (Fathul Bari bi Syarhi Shahihil Bukhari: 14/182)

 

Menjaga Nikmat Sehat

 

Setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita wajib untuk kita syukuri. Dalam hadits yang mulia di atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pentingnya nikmat sehat. Salah satu cara mensyukuri nikmat sehat adalah dengan menjaga nikmat sehat itu sendiri. Dalam Al-Qur`an banyak terdapat ayat-ayat yang menyiratkan perintah untuk menjaga kesehatan, di antaranya adalah firman Allah ta’ala:

 

وكلوا مما رزقناكم حلالا طيبا واتقوا الله الذي أنتم به مؤمنون

Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepada kalian sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kamu kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” QS. Al-Maidah (5): 88.

 

Terkait ayat yang mulia ini Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud dari halalan thayiban adalah makanan yang dzatnya halal dan juga baik. (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 397)

 

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di menjelaskan bahwa maksudnya adalah makanlah dari rezki Allah yang telah diberikan kepada kalian dengan cara memperolehnya yang halal; bukan dengan cara mencuri, merampas, dan cara-cara lain yang tidak benar. Makanan tersebut juga harus thayib (baik) yang tidak mengandung kotoran (penyakit). Oleh karena itu dikecualikan dalam hal ini hewan-hewan yang menjijikan dari jenis binatang buas dan lainnya. (Tafsir Al-Karimir Rahman, hal. 242)

 

Intinya dalam ayat ini Allah ta’ala memerintahan kita untuk memakan makanan yang tak sebatas halal saja, namun ia juga harus baik agar tidak membahayakan kesehatan kita. Dalam ayat yang lain Allah ta’ala juga berfirman:

 

لا تقم فيه أبدا لمسجد أسس على التقوى من أول يوم أحق أن تقوم فيه فيه رجال يحبون أن يتطهروا والله يحب المطهرين

Janganlah engkau melaksanakan shalat di dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri, dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” QS. At-Taubah (9): 108.

 

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini merupakan dalil dianjurkannya melaksanakan shalat di masjid-masjid kuno (yang sudah lama berdiri) yang sejak permulaannya dibangun untuk beribadah kepada Allah semata, tidak untuk menyekutukan-Nya. Dianjurkan pula melakukan shalat berjama’ah bersama orang-orang shalih dan orang-orang ahli ibadah yang mengamalkan ilmunya; mereka selalu menjaga diri untuk menyempurnakan wudhu dan membersihkan dirinya dari segala macam kotoran. (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 591)

 

Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan bahwa Dia menyukai orang-orang yang senantiasa membersihkan dirinya, baik kebersihan dari berbagai macam dosa dan maksiat, ataupun kebersihan dari berbagai macam kotoran dan penyakit. Orang yang senantiasa menjaga kebersihan dirinya maka ia akan memiliki jasmani dan rohani yang sehat.

 

Kemudian dalam hadits-hadits Nabi yang shahih juga banyak tersirat perintah untuk menjaga kesehatan, di antaranya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:

 

ما ملأ آدمي وعاء شرا من بطن, بحسب ابن آدم أكلات يقمن صلبه, فإن كان لا محالة فثلث لطعامه, وثلث لشرابه, وثلث لنفسه

Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut, cukup baginya beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, apabila tidak mampu maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. At-Tirmidzi: 2380, Ibnu Majah: 3349. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani)

 

Al-Hafizh Muhammad bin Abdurrahman al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa perut diciptakan agar tulang punggung menjadi tegak dengan makanan (yang dikonsumsi). Memenuhi perut dengan makanan akan menyebabkan kerusakan bagi agama seseorang dan dunianya (kesehatan badannya), sehingga perut menjadi lebih buruk dibanding wadah makanan. (Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jami’it Tirmidzi: 5/381)

 

Ath-Thibi menjelaskan maksud hadits ini adalah bahwa hak yang wajib dipenuhi hanyalah sebatas untuk menegakkan tulang punggungnya agar bisa melakukan ketaatan kepada Allah ta’ala. Apabila memang ingin melebihinya maka hendaknya tidak melebihi bagian yang telah disebutkan (sepertiga saja). (Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jami’it Tirmidzi: 5/381)

 

Intinya, dalam hadits di atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Makan dan minum secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan seseorang; baik kesehatan jasmaninya maupun rohaninya.

 

Hadits lainnya yang menyiratkan perintah menjaga kesehatan adalah hadits dari Ibnu Ka’ab bin Malik, dari bapaknya ia berkata:

 

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأكل بثلاث أصابع ويلعق يده قبل أن يمسحها

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam makan dengan tiga jari, dan beliau menjilatinya sebelum mencuci tangannya.” (HR. Muslim: 2032)

 

Dalam hadits yang mulia ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam memberikan teladan kepada umatnya agar makan dengan menggunakan tangan (bukan menggunakan sendok/garpu dan sebagainya, lebih tepatnya adalah dengan tiga jari (jika makanannya memungkinkan). Kira-kira apakah hikmah di balik teladan beliau ini?

 

Situs healthierwayoflife.com pada hari Selasa (13/10/2015) menjabarkan manfaat makan dengan menggunakan tangan dari sisi kesehatan, yaitu:

 

1. Mencegah Diabetes Tipe 2

Orang-orang yang makan dengan cepat beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Umumnya jika Anda menggunakan garpu dan pisau maka Anda makan lebih cepat daripada makan dengan tangan Anda. Oleh karena itu, sebisa mungkin akan lebih baik jika Anda senantiasa makan dengan cara “primitif” (menggunakan tangan).

 

Selain itu, Anda hanya dapat menyuap sepotong irisan makanan ketika Anda makan dengan tangan Anda, sementara jika Anda makan menggunakan garpu Anda, Anda dapat mengambil 5-6 potong sekaligus. Dan, Anda akan makan lebih lambat dengan tangan Anda daripada menggunakan garpu.

 

2. Meningkatkan Kinerja Pencernaan

Ini mungkin terdengar aneh, tapi makan dengan jari-jari Anda dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan juga karena ketika Anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan Anda, yang bisa sangat sehat untuk usus Anda.

 

Selain itu, makan dengan jari-jari Anda bisa mengirimkan sinyal ke otak mengenai makanan yang Anda makan, apakah itu padat atau lembut, panas atau dingin, sehingga mempersiapkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan tersebut.

 

3. Mencegah Makan Terlalu Banyak

Orang-orang yang makan dengan tangan memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak.Akan menjadi sangat baik untuk anak-anak, jika orang tua mereka mengizinkan mereka untuk makan dengan tangan saja. Ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal.

 

Selain itu, orang-orang yang makan sambil melakukan sesuatu yang lain seperti menonton TV, akan makan lebih banyak makanan daripada mereka yang fokus duduk dan makan saja. Ketika Anda makan dengan tangan Anda, Anda tidak dapat melakukan hal lain karena tangan Anda tidak bersih dan atau sibuk. Oleh karena itu, Anda hanya terfokus pada proses makan dan Anda akan tahu berapa banyak makanan yang Anda makan dan kapan saatnya untuk berhenti.

 

Demikianlah Islam mengajarkan hidup sehat dan memerintahkan untuk menjaga kesehatan. Seorang muslim yang sehat akan mampu beribadah kepada Allah ta’ala secara maksimal, karena memang tujuan manusia hidup hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:

 

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (Allah).” QS. Adz-Dzariyat (51): 56.

 

Demikian semoga bermanfaat, selebihnya wallahu a’lamu bis shawab.

 

Sumber : https://www.rsimadiun.com/home.php?page=kajian.html&id=6

 


Termasuk upaya menjaga kesehatan adalah konsumsi “Madu Babussalam” setiap hari 1-2 sendok makan. “Madu Babussalam” adalah madu produksi Ponpes Babussalam Ciburial Dago Bandung. Diambil dari hasil budidaya lebah masyarakat Bandung Utara, Pangalengan, hingga Pandeglang.

 

“Madu Babussalam” tersedia dalam berbagai kemasan. Untuk pemesanan silahkan hubungi: Haitami (0813 12322631), Umi Anna (0816 4201465).

 

Komentar

Postingan Populer