MANFAAT MADU UNTUK PENDERITA ASMA


Oleh: dr. Adeline Jaclyn

 

Madu dikenal ampuh dalam mengatasi batuk dan radang tenggorokan. Akan tetapi, bagaimana dengan asma. Adakah manfaat madu untuk asma?

 

Madu, siapa yang tak kenal herba alami satu ini? Sifat antiperadangam dalam cairan kental dan lengket yang dihasilkan lebah ini membuatnya sering dipakai dalam pengobatan alami batuk dan radang. Bagaimana dengan khasiat madu untuk penderita asma? Apakah minum madu bisa mengurangi keluhan yang dirasakan dan menghindari kambuhnya penyakit?

 

Benarkah Madu Bermanfaat untuk Atasi Asma?

Asma adalah masalah pernapasan akibat saluran udara menyempit dan membengkak. Biasanya kondisi ini disertai dengan produksi lendir berlebih. Asma bisa memicu batuk, mengi (muncul suara bernada tinggi seperti siulan saat bernapas), maupun sesak napas. Kondisi peradangan pada saluran napas hingga ke paru ini bisa sangat mengganggu keseharian penderitanya.

 

Salah satu yang sering dikeluhkan adalah batuk di malam hari. Konon, manfaat madu untuk penderita asma bisa mengurangi gejala batuk, mengi, dan sesak napas di malam hari.

 

Mengonsumsi madu yang dicampur air hangat dapat memicu kelenjar ludah memproduksi lebih banyak air liur sehingga bisa melumasi saluran pernapasan. Efeknya, penderita asma bisa batuk dan mengeluarkan dahak lebih mudah. Keluhan dada sesak dan mengi di malam hari pun berkurang. Pada gilirannya, khasiat madu untuk mengatasi asma, bisa membuat penderita tidur jauh lebih tenang. Sebab, madu bisa membantu mengencerkan dahak yang memicu sederet gejala tersebut.

 

Ada beberapa penelitian yang menguji keefektifan madu sebagai penekan batuk, khususnya infeksi saluran pernapasan atas. Meski berbeda dengan asma, kedua kondisi ini punya gejala serupa. Studi tersebut diterbitkan pada tahun 2012. Risetnya melibatkan 300 anak berusia 1-5 tahun dengan infeksi saluran pernapasan atas.

 

Peneliti memberi beberapa anak madu jeruk, madu kayu putih, atau madu Labiatae. Sementara, sebagian lainnya diberi plasebo (obat palsu tanpa efek medis). Hasilnya, anak-anak yang mengonsumsi madu, gejala batuk di malam harinya berkurang dan memiliki tidur lebih nyenyak.

 

Penelitian lainnya dirilis lewat jurnal BMC Complementary Medicine and Therapies tahun 2014. Studi menemukan bahwa madu yang dihirup efektif mengurangi gejala asma pada kelinci. Kendati demikian, diperlukan penelitian lanjutan pada manusia untuk membuktikan khasiat madu untuk mengatasi asma.

 

Risiko Minum Madu bagi Penderita Asma

Manfaat madu untuk mengatasi gangguan pernapasan pada penderita asma bisa diperoleh dengan mengonsumsi 1 atau 2 sendok teh madu. Takaran tersebut dinilai aman. Meski begitu, kamu tetap perlu mewaspadai risiko yang mungkin muncul dari mengonsumsi madu. Salah satunya adalah botulisme, yakni jenis keracunan langka yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum yang ada di dalam madu.

 

Botulisme dapat menyebabkan muntah, kesulitan bernapas, kelumpuhan, bahkan mengancam jiwa. Bakteri terutama ditularkan melalui tanah dan makanan yang terkontaminasi. Itu sebabnya, madu tidak disarankan dikonsumsi bayi di bawah usia 1 tahun karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.

 

Selain itu, risiko alergi juga dapat muncul. Gejala alergi dapat berupa bersin-bersin, gatal, ataupun hidung berair. Reaksi alergi yang muncul bisa lebih berat, hingga menyebabkan mengi dan kesulitan bernapas. Saat penderita asma mengalami reaksi berlebihan usai diberi madu, berhentilah konsumsi herba tersebut.

 

Aturan dan Cara Minum Madu untuk Penderita Asma

Terdapat beberapa cara minum madu untuk pengidap asma yang bisa diterapkan, di antaranya:

 

Madu dan Air

Campurkan satu sendok makan madu dengan air panas dan minumlah dua kali sehari. Minuman ini dapat mengurangi lendir pada saluran pernapasan.

 

Madu dan Jus

Buatlah teh dengan jahe dan madu. Minuman ini dapat mengurangi serangan asma.

 

Madu dan Kunyit

Kombinasi madu dan kunyit dapat membantu mengatasi sesak napas. Cobalah konsumsi minuman ini dua kali sehari.

 

Madu untuk asma memang bisa membantu mengencerkan dahak dan meringankan gejala batuk di malam hari. Hanya saja, perlu diingat penggunaan madu bukanlah terapi utama. Manfaat minum madu cuma untuk melengkapi pengobatan asma. Untuk asma secara umum, ada dua terapi pengobatan yang bisa digunakan, yakni terapi pelega (reliever) dan pengontrol (controller).

 

Reliever diberikan ketika pasien sedang diserang asma dan mengalami gejala batuk, sesak napas, maupun mengi. Reliever biasanya berbentuk inhaler atau nebulizer. Zat yang digunakan juga berbeda-beda tergantung tingkat keparahan asma. Sementara, controller diberikan sebagai untuk mengontrol penyakit asma. Jadi sifatnya untuk jangka panjang dan mencegah kambuhnya penyakit. Biasanya, controller berbentuk inhaler atau obat minum. Zat yang digunakan umumnya golongan steroid maupun beta agonist.

 

Pemilihan jenis pengobatan controller tergantung dari tingkat keparahan asma. Untuk itu, pengidap asma harus diperiksa dulu, salah satunya lewat pemeriksaan spirometri. Hal ini dilakukan guna menilai kapasitas paru dan tingkat keparahan asma yang diderita.

 

https://www.klikdokter.com/info-sehat/pernapasan/manfaat-madu-untuk-penderita-asma

 

 

KENALI GANGGUAN SESAK NAPAS

 

Sesak napas adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas. Dalam istilah medis, kondisi ini juga dikenal sebagai dyspnea. Sesak napas merupakan gejala penyakit pada jantung atau paru-paru.

 

Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang (kronis). Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimbulkan komplikasi serius.

 

Penyebab Sesak Napas

Sesak napas dapat disebabkan oleh gangguan fisik atau psikis (psikologis). Sesak napas karena gangguan fisik terjadi karena sistem pernapasan dan sirkulasi darah tidak mampu mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh.

 

Sedangkan sesak napas akibat gangguan psikis terjadi karena respon tubuh terhadap mekanisme hadapi-atau-lari (fight-or-flight) saat mengalami tekanan mental. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang kondisi atau gangguan kesehatan yang menyebabkan sesak napas:

 

Gangguan pada paru-paru

Sesak napas akibat gangguan pada paru-paru bisa terjadi karena adanya hambatan pada saluran udara, luas permukaan paru-paru yang berkurang, atau paru-paru yang tidak elastis atau sakit paru. Kondisi ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang pendek (akut) atau panjang (kronis).

Gangguan pada paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas akut antara lain:

·        Serangan asma

·        Emboli paru

·        Infeksi paru, seperti pneumonia dan COVID-19

·        Pneumothorax

·        Penumpukan cairan di paru-paru

 

Sementara itu, sejumlah gangguan pada paru-paru yang dapat menimbulkan sesak napas kronis adalah:

·        Penyakit paru obstruktif kronis

·        Asma

·        Penyakit paru interstisial

·        Bronkiektasis

·        Asbestosis

·        Kanker paru-paru

 

Gangguan pada jantung

Sesak napas akibat gangguan pada jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah yang kaya oksigen dengan optimal. Sejumlah gangguan pada jantung yang dapat menimbulkan sesak napas adalah:

·        Penyakit jantung koroner

·        Aritmia

·        Gagal jantung kongestif

·        Penyakit katup jantung

·        Perikarditis

 

Gangguan psikis

Sesak napas akibat gangguan psikis dapat terjadi jika otot pernapasan mengalami ketegangan sebagai respons dari stres atau serangan panik. Gangguan psikis yang dapat menimbulkan sesak napas, di antaranya:

·        Gangguan kecemasan

·        Gangguan somatoform

 

Faktor risiko sesak napas

Sesak napas dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang sesak napas, yaitu:

·        Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

·        Malnutrisi

·        Menderita penyakit yang melemahkan otot, seperti myasthenia gravis atau distrofi otot

·        Menderita anemia

·        Merokok

·        Bekerja atau tinggal di lingkungan yang banyak polusi atau debu

·        Tinggal atau berkunjung di dataran tinggi

 

Gejala Sesak Napas

Sesak napas ditandai dengan kesulitan dalam bernapas. Penderita sesak napas juga bisa mengalami beragam keluhan lain, seperti:

·        Sensasi dada seperti terikat atau tidak bisa bergerak bebas

·        Perasaan seperti perlu menarik napas lebih banyak atau lebih cepat

·        Tubuh merasa tidak cukup mendapatkan udara

·        Sulit menarik napas yang dalam

 

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala sesak napas, terutama yang disertai dengan berbagai keluhan, seperti:

·        Sesak napas selama lebih dari 30 menit

·        Nyeri dada seperti tertekan atau tertindih yang dapat menjalar ke leher, rahang, lengan, atau punggung

·        Bengkak di kaki dan pergelangan kaki

·        Batuk dan demam

·        Suara mengi atau suara siulan pada saat menarik dan mengembuskan napas

·        Kebiruan pada bibir dan kuku

·        Sesak napas memburuk, terutama saat berbaring

·        Mual

 

Jika Anda menderita sesak napas akut yang sering kambuh, seperti asma, lakukan penanganan di rumah sesuai instruksi dokter. Namun, bila keluhan tidak membaik, segera cari pertolongan medis.

 

COVID-19 bisa menyebabkan gejala sesak napas, tetapi kondisi ini tidak selalu memerlukan penanganan darurat.Jika sesak napas disertai gejala lain, seperti demam, batuk, dan kelelahan, lakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi di fasilitas lain yang tersedia.

 

Selama isolasi, lakukan pengamatan pada gejala atau kadar oksigen darah Anda menggunakan oksimeter jika ada. Bila Anda mengalami kesulitan bernapas atau kadar oksigen darah Anda menurun, segera cari pertolongan medis ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan dari dokter.

 

Diagnosis Sesak Napas

Untuk mendiagnosis sesak napas, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat penyakit pasien, serta kapan gejala mulai muncul. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

 

Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:

·        Oksimeter nadi, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan seberapa efisien oksigen mengalir dalam darah

·        Tes spirometri, untuk mengetahui seberapa banyak udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan serta kapasitas paru-paru

·        Tes darah, untuk mendeteksi infeksi dan mengukur kadar hemoglobin dalam darah

·        Foto Rontgen atau CT scan dada, untuk mendeteksi gangguan di paru-paru atau jantung

·        Elektrokardiogram (EKG), untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung

 

Pengobatan Sesak Napas

Tujuan pengobatan sesak napas adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani sesak napas adalah:

·        Pemberian oksigen tambahan, untuk mempertahankan kadar oksigen dalam darah

·        Pemberian obat sesak berupa inhaler atau bronkodilator, seperti salbutamol, ipratoprium bromide, dan aminofilin, untuk sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas, seperti asma

·        Pemberian antibiotik, untuk sesak napas yang disebabkan oleh gangguan paru akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis kronis atau pneumonia

·        Pemberian suplemen zat besi, untuk sesak napas yang disebabkan oleh anemia

·        Pemberian obat, seperti diuretik, obat aritmia, atau obat hipertensi, untuk menangani gangguan jantung

·        Pemasangan chest tube, untuk sesak napas yang disebabkan oleh cedera dada atau pneumothorax

 

Selain menjalani pengobatan dari dokter, pasien juga perlu menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah kekambuhan gejala.

 

Komplikasi Sesak Napas

Kekurangan oksigen adalah salah satu efek dari terjadinya sesak napas. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa linglung hingga penurunan kesadaran. Jika tidak segera ditangani, sesak napas dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti:

·        Hipoksemia

·        Hipoksia

·        Gagal napas

·        Gagal ginjal

·        Kerusakan otak permanen

·        Kematian

 

Pencegahan Sesak Napas

Sesak napas dan kekambuhannya bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini:

·        Menghindari paparan asap rokok, polutan, dan alergen

·        Berhenti merokok

·        Berolahraga secara rutin

·        Menjaga berat badan agar tetap ideal

·        Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

·        Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian

·        Minum air putih yang cukup untuk menjaga keseimbangan lendir di saluran pernapasan

·        Menghindari aktivitas di tempat dengan cuaca sangat panas atau sangat dingin yang dapat memicu sesak napas akibat penyakit paru-paru kronis

·        Menjalani perawatan rutin untuk penyakit yang diderita, seperti asma atau bronkitis

·        Mencukupi waktu istirahat dan tidur malam

·        Mengelola stres dengan baik

 

Sumber : https://www.alodokter.com/sesak-napas

 

Komentar

Postingan Populer