MADU SEBAGAI INDIKATOR KESEHATAN SESEORANG
Oleh: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Madu sudah lama digunakan dalam praktik pengobatan berbagai zaman,
termasuk saat Nabi Muhammad SAW masih hidup. Ilmu pengetahuan kemudian
menyingkap manfaat madu untuk kesehatan.
Khasiat madu terungkap dalam salah satu hadist Rasulullah Saw yang
diceritakan Ayyas bin Al Walid. Dalam hadist tentang madu ini, seorang pria
diceritakan datang kepada Nabi SAW dalam kondisi sakit perut.
حَدَّثَنَا
عَيَّاشُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلًا أَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي بَطْنَهُ
فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَى الثَّانِيَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ
أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ فَقَالَ قَدْ
فَعَلْتُ فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ عَسَلًا
فَسَقَاهُ فَبَرَأَ
“Abdul A'la telah menceritakan kepada kami
Sa'id dari Qatadah dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id bahwa seorang
laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata;
"Saudaraku sedang menderita sakit
perut."
Beliau bersabda: "Minumilah madu."
Kemudian laki-laki itu datang kedua kalinya, lalu beliau tetap
bersabda: "Minumilah madu."
Kemudian laki-laki itu datang yang ketiga kalinya, beliau bersabda:
"Minumilah madu."
Kemudian dia datang lagi sambil berkata; "Aku telah
melakukannya."
Maka beliau bersabda: "Maha benar Allah, dan perut
saudaramulah yang berdusta, berilah minum madu."
Lalu ia pun meminuminya madu dan akhirnya sembuh”, (HR Bukhari).
Ada hal yang perlu diperhatikan di sini yaitu beberapa kali
bolak-balik dan bilang belum sembuh kemudian tetap diperintahkan agar minum
madu. Ini mengindikasikan bahwa madu untuk mengobati diare tidak semata-mata
diminum saja tetapi ada aturan dan dosisnya. Sehingga kurang tepat jika ada
orang yang ingin mengobati diare dengan madu tetapi minumnya asal-asalan dan tidak
tahu dosisnya.
Dokter dan ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menjelasakan
mengenai hadits ini,
وفي
تكرار سقيه للعسل معنىً طبي بديع وهو: أن الدواء يجب أن يكون له مقدار وكمية بحسب
حال الداء
“Memberikan minum madu dengan berulang kali menunjukkan mengenai
ilmu kedokteran yaitu obat harus sesuai dosis dan jumlahnya sesuai dengan
keadaan penyakitnya.”
Obat juga harus sesuai indikasi dan dosisnya, sesuai dengan umur,
jenis makanan, jenis daerahnya dan jenis rasnya serta keadaan orang tersebut
dan ini dipelajari oleh kedokteran di mana saja. Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu menjelaskan
hadits ini,
فقد
اتفق الأطباء على أن المرض الواحد يختلف علاجه باختلاف السن والعادة والزمان
والغذاء المألوف والتدبير وقوة الطبيعة…لأن الدواء يجب أن يكون له مقدار وكمية
بحسب الداء إن قصر عنه لم يدفعه بالكلية وإن جاوزه أو هي القوة وأحدث ضررا آخر
“Seluruh tabib telah sepakat bahwa
pengobatan suatu penyakit berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan umur,
kebiasaan, waktu, jenis makanan yang biasa dikonsumsi, kedisiplinan dan daya
tahan fisik… Karena obat harus sesuai kadar dan jumlahnya dengan penyakit, jika
dosisnya berkurang maka tidak bisa menyembuhkan dengan total dan jika dosisnya
berlebih dapat menimbulkan bahaya yang lain.”
Jadi Madu adalah penyembuh dan memang benar serta harus kita
yakini, akan tetapi tidak sembarangan mengobati ada caranya dan perlu ilmunya.
Dalam hal ini perlu pengalaman thabib. Di zaman sekarang ini perlu penelitian
ilmiah mengenai hal ini.
Khasiat madu untuk pengobatan tidak diragukan lagi karena Allah
telah berfirman tentang khasiat lebah.
وَأَوْحَىٰ
رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ
الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي
سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ
أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Rabbmu mewahyukan kepada
lebah,”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia,” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb)
bagi orang-orang yang memikirkan”. Qs. An Nahl: 68, 69.
Begitu juga dalam hadits. dari Sa’id Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas
dari Nabi, Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
الشِّفَاءُ
فِي ثَلَاثَةٍ شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَأَنْهَى
أُمَّتِي عَنِ الْكَيِّ
“Kesembuhan ada dalam tiga perkara; meminum madu, berbekam
dengan gelas dan bakaran api. Tetapi aku melarang umatku melakukan pembakaran
dengan besi.”
Dikutip dari healthline, manfaat madu sempat diriset dalam studi
berjudul “Honey - A
nutrient with medicinal property in reflux oesophagitis”. Riset
dilakukan pada 2013 yang dipublikasikan melalui Indian Journal of Medical
Research.
Dalam penelitian tersebut, madu membantu meredakan rasa tak nyaman
akibat gangguan asam lambung. Gangguan terjadi akibat produksi asam yang tak
diimbangi pola makan terjadwal dan cukup. Akibatnya asam lambung naik dan
mengganggu fungsi organ yang lain.
Riset tersebut dilakukan Mahantayya V Math, dkk, dari MGM Medical
College, Kamothe, Navi Mumbai, India. Dalam studi tersebut, ada 4 manfaat yang
memungkinkan madu bisa meredakan gejala gangguan asam lambung.
1. Madu kaya antioksidan
Madu punya berbagai antioksidan dan melindungi tubuh dari radikal
bebas. Perlindungan madu mencegah organ tubuh cepat rusak akibat gangguan asam
lambung.
2. Mengurangi radang
Madu mengurangi risiko terjadinya radang akibat serangan gangguan
asam lambung. Perlindungan ini bahkan sampai kerongkongan, yang bisa mengalami
penurunan fungsi akibat asam lambung.
3. Tekstur madu melindungi selaput lender
Madu memiliki tekstur yang bisa melindungi selaput lendir
kerongkongan. Hal ini memungkinkan perlindungan yang lebih baik dair gangguan
akibat kelebihan produksi asam lambung.
4. Bisa digunakan bersama pengobatan alami yang lain
Madu bisa dikonsumsi bersama air hangat atau seduhan teh, misal
chamomile tea. Selain mengurangi rasa tidak nyaman akibat gangguan asam
lambung, teh chamomile juga membantu lekas tidur. Manfaat lainnya adalah
antiradang sehingga mengurangi rasa sakit.
Sumber: https://muslim.or.id/41709-pentingnya-dosis-dan-indikasi-pada-thibbun-nabawi.html
Minum Madu sebagai Keharusan
Seseorang yang sehat tidak akan sakit perutnya saat minum madu. Artinya madu dapat dijadikan indikator kesehatan. Jika seseorang yang minum madu merasakan kesakitan, berarti ada masalah dengan perutnya. Sedangkan perut adalah awal dari segala penyakit.
Dalam teori klasik namun termodern di alam kehidupan manusia dikatakan bahwa,
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم
أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas” (Hadist Nabi Muhammad SAW riwayat Muslim).
Karenanya kita diperintahkan agar
mengontrol makanan, bukan sekedar untuk memuaskan nafsu mulut dan perut. Tidak
tamak dan asal makan saja, seorang muslim perlu banyak puasa dan menyedikitkan
makanan.
Kemudian bahwa hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya,
فَلۡيَنظُرِ
ٱلۡإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ ٢٤
“Maka
hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”, Al-Qur’an
surat ‘Abasa ayat 24.
Pada Al-Qur’an
dan Hadist yang sebelumnya, ternyata perut yang dimaksud adalah proses apa saja
yang dimakan atau dimasukkan, proses pencernaannya, dan proses output serta dampaknya
untuk kesehatan. Dan ini bila dihubungkan dengan teori sehat, maka sehat yang
dimaksud bukanlah bebas dari penyakit fisik, namun bebas juga dari penyakit
mental/akhlak/jiwa serta penyakit sosial.
Proses
bagaimana memperoleh makanan merupakan hal yang penting diperhatikan apakah
halal atau mungkin terkait dengan berbagai masalah ketidakhalalan. Ini tidak
berhenti di situ saja, ketika makanan ini masuk ke mulut ada proses mekanik
yang harus ditaati yakni melalui pengunyahan sebanyak 33 kali (para praktisi
kesehatan bahkan menganjurkan lebih dari 33 kali) dengan tujuan lambung dan
alat pencernaan lainnya akan menerima makanan tanpa harus diolah dengan kerja
berat.
Makanan dalam
mulut sudah halus dan bercampur dengan berbagai enzim, sehingga mempermudah pula
proses penyerapan zat-zat gizi. Ini dapat menurunkan beban kerja dari alat
pencernaan sehingga ada penghematan energi/tenaga dan juga bersifat ekonomis.
Hal lain juga yang menjadi perhatian adalah membagi perut menjadi 3 bagian
yakni sepertiga untuk air, udara dan makanan.
Minum Madu Agar Sehat
Jika perut kita masih sakit saat mengkonsumsi madu, maka mulailah dengan mengkonsumsi madu dengan dosis rendah, yaitu 1 sdm dilarutkan dalam 1/2 gelas air hangat. Setelah terbiasa tingkatkan dosisnya menjadi 2-3 sendok setiap hari. Daya tahan atau imunitas tubuh meningkat dan perut siap menerima makanan apa saja.
Jelaslah disini bahwa madu itu berlaku sebagai indikator kesehatan dan minum madu setiap adalah sebuah keharusan.
Komentar
Posting Komentar