BETERNAK LEBAH MERAWAT ALAM
Oleh : Muhammad Haitami
Banyak yang bertanya bagaimana caranya memelihara lebah agar
memperoleh hasil madunya. Ternyata jawabannya adalah adakah tersedia cukup
pakan lebah di tempat tersebut. Ingat, untuk lebah jenis apis cerana (nyiruan,
lebah gula) setiap kotak koloni memerlukan area pakan seluas 2 hektar. Area itu
sebanding dengan 2 kali lapangan sepak bola.
Syarat lain yang diperlukan adalah tempatnya harus jauh dari
kebisingan, jangkauan anak-anak dan bebas dari asap. Jika syarat-syarat diatas
tidak terpenuhi, boleh jadi lebah akan kabur. Jadi, sekiranya mau mencoba,
mulai saja dengan memelihara 1 kotak koloni lebah. Lebah apis cerana akan
terbang mencari pakan sendiri ke pohon-pohon yang ada di sekitar tempat tersebut.
Maka tidak berlebihan jika dikatakan melakukan budidaya ternak
lebah adalah merawat kelestarian alam. Pembabatan hutan yang tidak terkendali
akan membuat habisnya habitat lebah. Akibatnya sangat mengerikan karena lebah
juga membantu penyerbukan. Tanpa lebah penyerbukan tidak terjadi dan pepohonan
tidak akan berkembang. Hutan yang gundul akan semakin gundul.
Jika hendak beternak lebah, lebih dahulu niatkan dan lakukan
merawat alam. Tanami lahan yang ada, baik pekarangan atau pegunungan dengan
aneka pohon, seperti akasia, karet, kaliandra dll.
Pemilihan Lokasi Budidaya merupakan bagian
yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan budidaya, selain kondisi iklim.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya lebah adalah:
§ Tersedia sumber pakan yang memadai: Semua
jenis tanaman berbunga yang menghasilkan nektar (makanan lebah) dan serbuk sari
(makanan anakan lebah) serta menghasilkan getah (untuk membangun dan melindungi
sarang) dengan jumlah seimbang.
§ Kebutuhan air tercukupi: Air digunakan oleh lebah untuk
menstabilkan suhu di dalam stup dan untuk mengencerkan madu ketika memberi
makan larva lebah. Air diperoleh dari embun yang nempel di daun atau sumber air
lainnya.
§
Jauh dengan pertanian yang menggunakan pestisida: kontaminasi pestisida pada
produk perlebahan terutama madu, polen dan propolis akan menurunkan kualitas
dan khasiat produk tersebut.
Penentuan lokasi perlu mempertimbangkan ketersediaan pakan,
pendataan jenis -jenis tanaman penghasil nektar dan pollen, umur tanaman,
kepadatan tanaman, serta kesuburannya. Kondisi lokasi apiari sangat erat
kaitannya dengan penempatan jumlah stup pemeliharaan persatuan luasnya (Ha).
Kompetisi lebah dalam mencari pakan dapat
menyebabkan turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan populasi lebah dan
bahkan memungkinkan hijrahnya lebah. Lebah madu biasanya mencari makan dalam
radius 3 km dari sarang, tetapi kadang-kadang mereka melakukan perjalanan jauh
jika memang harus.
Lokasi perlebahan yang standard adalah tanah harus bebas pupuk
sintetis, pestisida, herbisida dan fungisida, serta bebas tanaman rekayasa
genetika. Apriari sebaiknya jauh dari lokasi pertanian konvensional untuk
mencegah potensi terjadinya kontaminasi. Jarak lokasi pertanian intensif
sebaiknya minimal 3 km dari lokasi perlebahan. Sementara sarang yang
ditempatkan di wilayah pemukiman harus mendapatkan peraturan yang lebih khusus
dari penduduk.
Areal perlebahan harus dipersiapkan sebelum menempatkan kotak-kotak
sarang, karena aroma dari penyiangan biasanya mengganggu lebah. Sarang harus
dilindungi dari angin kencang. Sarang juga harus dilindungi dari terik matahari
dengan menyediakan naungan parsial. Selama musim kering, penahan api dapat
dibuat di sekitar tempat pemeliharaan lebah untuk mencegah kebakaran
sarang-sarang.
Integrasi Lebah dengan Tanaman Kakao
Penelitian yang
dilaksanakan oleh ICRAF-Indonesia bersama Rainforest Alliance dan Mars
Incorporated mendorong petani untuk beternak lebah di lahan kakao yang dikelola
dengan sistem agroforestri. Luwu Utara dikenal sebagai kabupaten penghasil
kakao terbesar di Sulawesi Selatan. Semua lahan kakao adalah kebun milik
rakyat.
“Ada banyak keuntungan beternak lebah di lahan agroforestri kakao.
Lebah merupakan agen penyerbuk. Kakao tidak akan berbuah tanpa penyerbukan.
Banyak lebah, banyak penyerbukan, banyak buah kakao. Dari sisi ekonomi, usaha
ternak lebah dapat menambah penghasilan petani dari penjualan produk perlebahan
seperti madu, propolis, bahkan koloni lebah,” jelas Endri Martini, ahli
agroforestri dari World Agroforestry (ICRAF Indonesia).
“Ternak lebah madu di lahan agroforestri kakao memotivasi petani kakao untuk menanam lebih banyak pohon, terutama yang berbunga dan bergetah untuk pakan lebah sekaligus sebagai penaung kakao. Dengan adanya lebah, petani kakao juga tidak akan sembarangan menggunakan bahan-bahan kimia dalam penanggulangan hama dan penyakit karena bisa membunuh lebah. Sistem agroforestri kakao juga bermanfaat dalam menjaga ekosistem dengan dianjurkannya penambahan pohon penaung, pengenalan jarak tanam horizontal maupun vertikal, serta pembuatan rorak untuk menahan erosi sekaligus sebagai tempat pembuatan kompos.”
Integrasi Kopi dan Lebah di Simalungun
Luas perkebunan kopi di Kabupaten Simalungun yang masih minim dari
luas optimalnya menjadi kendala petani untuk menghasilkan produksi kopi yang
saat ini rendah dibandingkan dengan produksi optimum kopi arabika Simalungun. Salah
satu alternatif untuk meningkatkan produksi kopi yaitu melakukan integrasi
tanaman kopi dengan lebah.
Hasil penelitian menunjukkan produksi dan pendapatan kopi berbeda
signifikan sebelum dengan sesudah integrasi. Komponen integrasi budidaya lebah
yaitu sengat lebah sebagai predator pengendalian hama kopi, bulu kaki lebah
sebagai polinator penyerbukan bunga kopi. Komponen integrasi lebah mampu
meningkatkan produksi kopi dari berkurangnya hama, sementara biaya berkurang
dari menurunnya input pestisida dan tenaga kerja sehingga berdampak terhadap
meningkatnya pendapatan kopi.
Komponen integrasi usaha tani kopi yaitu
nektar bunga kopi dan bunga tanaman pelindung sebagai pakan lebah telah
menghasilkan madu multiflora, madu kaliandra dan madu kopi. Budidaya
lebah di kebun kopi dapat mengurangi biaya input pakan luar dan biaya sewa
lahan budidaya lebah. Berkurangnya biaya serta adanya sumbangan penerimaan madu
berdampak terhadap meningkatnya total pendapatan petani integrasi.
Penghambat integrasi yaitu keterbatasan modal
membeli kotak lebah, kurangnya respon petani, ketersediaan pakan lebah tidak
kontinu, gangguan hama serta pencurian kotak lebah, sedangkan pendukung
integrasi yaitu pasar kopi dan madu luas, adanya bantuan kotak lebah dan harga
madu mahal.
Note : Dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar